Kamis, 27 Juli 2023

MTs Ibnu Sobri Jonggol


MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
            Dalam bahasa Arab terdapat 2 (dua) istilah untuk media pembelajaran, yaitu وسائل تعليم dan معينات تعليم.  Shiniy dan Al-qasimi (1980) mendifinisikan وسائل تعليم yang juga disebut media pembelajaran sebagai berikut.
إن الوسائل التعليمية يقصد بها عادة المعينات السمعية أو البصرية التي يستخدمها المعلم في تدريس مادته ليبلغ الهدف المقصود بأفضل صورة ممكنة ويصبغ على العملية التربوية شيئا من الإثارة والمتعة.
Sedangkan معينات تعليم  yang diterjemahkan menjadi alat bantu pembelajaran, adalah segala sesuatu yang dapat membantu guru memberikan pemahaman materi pelajaran kepada siswa. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Shini (1968) berikut.
المعينات هي كل ما يستعين به المعلم في تفهيم التلاميذ من الوسائل التوضيحية.
Dari kedua pengertian tersebut dapat difahami bahwa media pembelajaran dalam bahasa Arab dapat disebut dengan istilah وسائل تعليم atau معينات تعليم atau   الوسائل المعينات yang berarti:
كل ما يستخدم المدرس في تفهيم التلاميذ وإكسابهم المهارات أو كل ما يساعد الدارس على إدراك وإكساب مواد دراسية (أسراري، 1995)
Kata media dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich, 2002). Dengan demikian, media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Sementara itu, Briggs (1970) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi pebelajar supaya proses belajar terjadi.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu (1) guru (komunikator), (2) bahan pembelajaran, (3) media pembelajaran, (4) siswa (komunikan), dan (5) tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
B. JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
            Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) macam yaitu, media dengar (معينات سمعية), media pandang (معينات بصرية), dan media pandang dengar (معينات سمعية بصرية). Bertikut penjelasan masing-masing.
1. Media Dengar (معينات سمعية)
            Media dengar adalah media pembelajaran bahasa yang digunakan untuk melatih indera pendengaran. Media tersebut misalnya radio dan program-program pada laboratorium bahasa dan sejenisnya. Media dengar umumnya untuk melatih pebelajar menirukan ujaran, mengucapkan, dan memahami wacana yang diperdengarkan.
2. Media Pandang (معينات بصرية)
          Media pandang adalah media pembelajaran bahasa yang diarahkan untuk melatih indera pandang. Media pandang ini terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu media pandang berproyeksi dan media pandang nonproyeksi. Media pandang  berproyeksi misalnya slide proyektor, OHP, dan LCD proyektor. Sedangkan media pandang nonproyeksi meliputi (a) benda asli  dan kegiatan sebenarnya (bukan rekaan). Contoh: meja, buku, duduk, atau berjalan; (b) benda dan kegiatan tiruan, misalnya model dan peragaan; (c) gambar dan foto, misalnya gambar bagan dan gambar fotografi; dan (d) papan peraga misalnya papan kantong.
3. Media Pandang Dengar  (معينات سمعية بصرية)     
          Media pandang dengar adalah media pembelajaran yang dalam penggunaannya melibatkan indera pandang dan dengar. Media tersebut misalnya film bioskop, video, dan theater atau drama.  Komputer dan internet dapat dikaterogikan dalam media pandang dengar ini.
C. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam proses komunikasi dan interaksi pembelajaran, pesan yang berupa bahan pelajaran diserap oleh pebelajar melalui pendengaran atau penglihatan atau sentuhan/rasa. Para ahli pendidikan berpendapat tentang pentingnya proses pembelajaran yang melibatkan panca indera, pikiran, dan perasaan pebelajar. Semakin banyak indera pebelajar terlibat dalam proses pembelajaran, akan semakin meningkat pula kualitas belajarnya. Demikian juga, semakin besar keterlibatan pikiran dan perasaan pebelajar dalam proses pembelajaran, akan semakin meningkat lebih tinggi pula penguasaan pebelajar terhadap materi, dibandingkan apabila tidak ada keterlibatan pikiran dan perasaan mereka. Diagram batang berikut menjelaskan hal tersebut.
Gambar 1: Diagram Hasil Belajar Dengan Melibatkan Panca Indera
            Dari diagram tersebut dapat difahami pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran. Media dapat meningkatkan kadar informasi dan keterampilan yang diperoleh oleh pebelajar. Semakin banyak jumlah indera yang terlibat dalam proses komunikasi dan penyerapan informasi, semakin bertambah pula tingkat kemampuan yang diperoleh pebelajar.
Edgar Dale (Heinich,2002) meggambarkan tingkat pemerolehan informasi dari berbagai pengalaman dalam bentuk kerucut yang terkenal dengan kerucut pengalaman( مخروط الخبرات)  sebagai berikut. 
 Gambar 2: Kerucut Pengalaman Dale (Heinich,2002)
Dari kerucut tersebut dapat difahami bahwa pebelajar akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit dari pada yang abstrak. Berkenaan dengan jenjang konkrit-abstrak dalam kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran,
Edgar Dale membuat jenjang konkrit-abstrak tersebut dengan dimulai dari pebelajar yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju pebelajar sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke pebelajar sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir pebelajar sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbul.
Berkaitan dengan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Arab,  Al-Qasimy (1980) mengemukakan beberapa manfaat media sebagai berikut.
1ـ للحد من استخدام الترجمة
2ـ للتأكد من استيعاب الطلاب للمعاني
3ـ لإضافة شيء من المتعة والإثارة إلى الدرس
4ـ لإثارة إيجابية الدارس ومساهمته
Sementara itu, Shiniy (1984) mengemukakan manfaat penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut.
1ـ تثير اهتمام الدارس إلى درجة كبيرة
2ـ ترفع الدوافع للمساهمة في عملية التعلم
3ـ تساعد على التفكير المنسق
4ـ توفر خبرات واقعية متنوعة لا يحصل عليها الدارس بدونها
5ـ تجعل خبرات الدارس باقية الأثر في الذاكراة
6ـ تجعل عملية التعلم اللغوي ذات نعنى
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Secara lebih khusus, manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.   Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar pengajar dapat dihindari. Di samping itu media pembelajaran dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi di antar pebelajar.

2.   Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Hal itu membantu pengajar menciptakan suasana belajar lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.
3.   Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadi interaksi dua arah atau bahkan tiga arah secara aktif, sedangkan tanpa media, pengajar dan pebelajar cenderung pasif.

4.   Efisiensi waktu dan tenaga
Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga yang relatif minim. Pengajar tidak harus menjelaskan materi secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, pebelajar sudah memahami pelajaran.

5.   Meningkatkan kualitas hasil belajar 
Media pembelajaran dapat membantu pebelajar menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Apabila dengan mendengar informasi verbal dari pengajar saja, pebelajar kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, dan mengalami sendiri melalui media, pemahaman pebelajar akan lebih baik.

6.      Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa, di manapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang pengajar. Perlu disadari bahwa waktu belajar di sekolah terbatas, dan kesempatan belajar justru lebih banyak di luar lingkungan sekolah.

7.      Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap materi dan proses belajar

Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong pebelajar untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. 

8.   Mengubah peran pengajar ke arah yang lebih positif dan produktif
Pengajar dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar pebelajar, memotivasi semangat belajar pebelajar, dan melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian pebelajar.

D. MEDIA PEMBELAJARAN ASPEK-ASPEK BAHASA ARAB
1. Media Pembelajaran Mufradat
            Para pebelajar bahasa Arab pada umumnya menghadapi problem mufradat atau kosakata ketika mereka belajar bahasa Arab. Mereka pada umumnya mengeluhkan keterbatasan kosakata atau kalimat yang dapat mereka kuasai. Akibatnya, mereka sulit memahami teks dan tidak berani berbicara atau menulis dengan bahasa Arab. Ketika seorang pebelajar membaca teks atau wacana yang penuh dengan kosakata yang belum mereka akrabi, maka dengan sendirinya mereka akan sulit memahami teks atau wacana tersebut. Semakin banyak teks yang tidak mereka kuasai, semakin sulit pula mereka memahami teks tersebut.
            Pada sisi yang lain, para pengajar bahasa Arab -yang pada umumnya adalah para penutur asli bahasa Indonesia- kurang menguasai metode atau teknik pembelajaran kosakata bahasa Arab. Mereka juga tidak akrab dengan media pembelajaran kosakata. Mereka cenderung menggunakan metode jalan pintas berupa tarjamah. Padahal metode tarjamah untuk menjelaskan arti kosa kata, pada saat ini,  termasuk metode yang kurang tepat, untuk tidak mengatakan  أسوء الطرق. Hal itu karena dengan tarjamah, pengajar tidak melibatkan pebelajar  dalam proses pembelajaran, Dengan metode tarjamah, pengajar juga tidak melibatkan pebelajar dalam proses berfikir. Kerja otak pebelajar tidak menjadi tuntutan. Di samping itu, seringkali tarjamah tidak mengungkapkan arti kata secara detil, di samping penyerapan informasi terbatas dilakukan oleh indera pendengar. Oleh karena itu, kepada para pengajar disarankan untuk tidak menjelaskan arti kosa kata dengan tarjamah, kecuali dalam keadaan terpaksa.
            Berikut dikemukakan beberapa teknik –selain tarjamah- yang dapat dimanfaatkan oleh para pengajar dalam menjelaskan arti suatu kosakata bahasa Arab. Beberapa teknik tersebut terangkum dalam bagan berikut.




   
                Gambar 3: Diagram Teknik Pembelajaran Mufradat  (Diadopsi dari Asrori, 1995)

            Dari beberapa teknik yang dikemukakan tersebut, dapat dipahami beberapa media pembelajaran yang sebaiknya dimanfaatkan oleh pengajar, yaitu benda asli, model, flashcard/kartu gambar, stick figure, dan gambar tempel. Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa media pembelajaran tersebut.

a. Benda Asli   (مادة أصلية)
            Benda asli (bukan tiruan) yang dapat dimafaatkan untuk media pembelajaran pada dasarnya adalah semua benda yang terkait dengan materi pembelajaran yang ada di dalam kelas, atau benda yang dapat dibawa ke dalam kelas seperti papan tulis, kapur, mahasiswa, atau dosen. Meskipun demikian, benda asli yang tidak dapat dibawa ke dalam kelaspun dapat dijadikan media, dengan cara pebelajar dibawa ke tempat media tersebut. Benda-benda itu misalnya pohon dan aneka bunga di taman, air mancur, atau ikan dalam kolam.



b. Model    (النماذج)
    Model yang dimaksud di sini adalah bentuk mini dari sebuah benda seperti boneka, mainan anak-anak semisal mobil-mobilan, rumah-rumahan, atau benda-benda mini lainnya. Model seperti itu dapat dibeli di toko mainan anak-anak.

c. Gambar  (الصورة)
            Banyak jenis gambar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Di sini dikemukakan 3 (tiga) contoh gambar, yaitu gambar stick figure, flashcard , dan gambar tempel.
(1)   Stick Figure      (رسوم تقريبية)
Stick Figure adalah gambar hasil goresan tangan. Gambar tersebut sangat sederhana dan untuk menggambarnya tidak diperlukan keahlian khusus. Dengan sedikit latihan, pengajar akan dapat menggambar stick figure dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar stick figure adalah (a) ciri-ciri tetap yang menonjol pada benda atau situasi yang akan digambar, misalnya jilbab menggambarkan perempuan dan peci menggambarkan laki-laki, dan (b) kesederhanaan gambar dan bagian penting yang akan diajarkan (teaching point). Contoh media pembelajaran ini dapat dilihat pada lampiran.

(2)   Flashcard  (بطاقة ومضية)
Flashcard adalah gambar pada kartu yang terbuat dari kertas yang relatif tebal atau kertas karton dengan ukuran 18 x 22 cm atau 16 x 20 cm. Pada satu sisi kartu tersebut ditempel gambar dan pada sisi yang lain ditulis kosa kata dari gambar tersebut. Tulisan kosa kata digunakan untuk melatih pebelajar membaca tulisan, sedangkan gambar untuk membantu guru menjelaskan arti kosa kata tersebut. Contoh Flashcard dapat dilihat pada lampiran.

(3)   Gambar Tempel    (ملصّقات)
Gambar tempel adalah gambar berwarna yang ukurannya relatif lebar antara 25 x 35 cm sampai 35 x 45 cm. Gambar jenis ini mudah digunakan untuk mengajar karena ukurannya yang lebar itu. Gambar yang biasanya di tempel pada tembok kelas untuk memudahkan pengajar menggunkannya pada saat diperlukan ini juga mudah didapatkan di pasaran. Misalnya gambar presiden, wakil presiden, pahlawan nasional, artis, dan juga gambar-gambar hewan.

2. Media Pembelajaran Tarkib
            Tarkib yang dimaksud dalam bahasan ini adalah tarkib nahwi dan sharfy. Sedangkan tujuan pembalajarannya adalah agar pebelajar mahir dalam menggunakan fungsi-fungsi tarkib tersebut dalam kalimat, dan bukan sekedar faham kaidah-kaidah. Oleh karena itu, latihan pola kalimat merupakan suatu hal yang penting dilakukan dalam pembelajaran tarkib.
            Ada beberapa media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar dalam pembelajaran tarkib.            Karena keterbatasan tempat, berikut dikemukakan 2 (dua) contoh media pembelajaran tarkib, yaitu kubus tarkib dan papan saku.

a. Kubus Tarkib    (مكعبات التراكيب)
            Kubus tarkib adalah kotak kubus sama sisi yang setiap sisinya berukuran antara 20 sampai 25 cm. Kubus ini dapat dibuat dari kertas karton, kardus, atau triplek. Kubus dibuat sebanyak 3 (tiga) buah atau lebih, sesuai dengan jumlah unsur kalimat yang akan diajarkan.
            Pada setiap sisi kubus tersebut ditulis kata yang menunjukkan fungsi atau kedudukannya dalam kalimat. Misalnya pada kubus pertama ditulis kata yang berkedudukan sebagai mubtada`, kubus kedua fi`il, kubus ketiga maf`ul bih, dan kubus keempat khal. Agar kubus tersebut dapat digunakan untuk berbagai pola kalimat, sebaiknya kata-kata tersebut tidak dituliskan pada kubus, tetapi ditempelkan sehingga bisa dilepas dan diganti dengan kata yang lain. Salah satu kelemahan dari media ini adalah latihan yang dilakukan bersifat mekanis, kata-kata dan pola kalimat yang dilatihkan satu jenis dengan jumlah yang sama dalam setiap kalimat. Contoh gambar kubus tarkib dapat dilihat pada lampiran.


b. Papan Saku   (لوحة الجيوب)
            Di depan telah dijelaskan tentang media pembelajaran yang bernama flashcard  atau بطاقة ومضية yang digunakan untuk pembelajaran mufradat. Ketika pengajar menggunakan kartu tersebut dalam pembelajaran, biasanya dia menemui kendala karena kartu tidak dapat ditempelkan di papan tulis. Problem itu dapat dipecahkan dengan memanfaatkan papan saku.
            Papan saku adalah papan yang dilengkapi dengan saku yang berjajar dari kanan ke kiri. Papan dapat dibuat dari kardus atau triplek dengan ukuran sekitar 100x70 cm. Ukuran kartu dan saku menyesuaikan.
            Papan saku ini dapat digunakan oleh pengajar untuk mengajar dan melatihkan tarkib atau pola kalimat melalui استبدال، ترتيب الكلمات، تحويل الجمل   dan  تكملة الجملة .  Sebaiknya dilatihkan terlebih dahulu تحويل الجمل kemudian  الجملة تكملة . Gambar media papan saku dapat dilihat pada lampiran.

E. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA
1. Media Pembelajaran Menyimak  (استماع)
            Istima` merupakan salah satu keterampilan dasar dalam pembelajaran bahasa Arab. Istima` adalah kemahiran pertama yang harus dikuasai sebelum kemahiran bahasa yang lain dikuasai. Pebelajar akan sulit berbicara kecuali setelah menguasai keterampilan istima`. Di samping itu, kelancaran berbicara pebelajar amat tergantug pada  kemampuan istima` yang baik.
            Istima` itu ada 3 (tiga) macam yaitu التمييز السمعي، الاستماع الموسع  dan   الاستماع المكثف   (Shiniy dan Abdullah, 1984). Sedangkan media pembelajaran yang paling pokok untuk pembelajaran istima`  adalah rekaman audio (التسجيلات الصوتية) , baik rekaman pada pita kaset maupun Compact Disk (CD). Namun demikian, setiap jenis istima` menuntut adanya kaset rekaman yang berbeda. Misalnya rekaman pengucapan suara  (نطق الأصوات)  untuk  التمييز السمعي dan rekaman cerita atau pidato untuk الاستماع الموسع atau الاستماع المكثف.
            Di samping rekaman audio, dalam pembelajaran istima` sering juga digunakan media pandang  (المعينات البصرية) bahkan media pandang dengar
 (المعينات السمعية البصرية). Berikut dikemukakan sebagian media pembelajaran istima`

a.  لوحة النطق
            Media ini berupa gambar sket organ pengucapan di dalam mulut yang berisi poin-poin yang menjelaskan posisi organ pengucapan itu ketika seseorang mengucapkan suatu ucapan. Media ini dapat membatu pengajar bahasa Arab memecahkan sebagian problem pengucapan. Sebelum menjelaskan posisi organ tersebut, pengajar sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu nama dan fungsí organ-organ tersebut. Baru kemudian dijelaskan posisi organ tersebut ketika pebelajar mengucapkan ucapan atau melafalkan huruf tertentu. Dengan demikian, diharapkan pebelajar dapat memahami posisi organ di dalam mulut ketika dia mengucapkan sesuatu.  Contoh gambar media ini dapat dilihat pada lampiran.

b. بطاقة ومضية ذات وجهين متجانبين
            Media ini hampir sama dengan flashcard (بطاقة ومضية), bedanya, kartu ini ”berwajah” dua. Terbuat dari kertas karton atau kertas yang relatif tebal, kartu ini di sisi kanan ditempel gambar dan di sisi kiri di tempel tulisan nama gambar yang salah satu hurufnya melambangkan bunyi yang dilatihkan.
            Kartu ini biasanya dipergunakan untuk melatih pebelajar mengucapkan huruf hijaiyah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Untuk melatihkan bunyi huruf خ    misalnya, kartu tersebut di sisi kanan ditempel gambar kuda, sementara di sisi kiri ditulis kata خيل  . Contoh gambar media ini dapat dilihat pada lampiran.

c.    الصورة المسلسلة
            Media pembelajaran ini berupa rangkaian sejumlah gambar yang mengisahkan cerita tertentu. Gambar-gambar tersebut bisa ditempel pada kartu lepas, atau pada lembaran kertas karton yang lebar. Gambar-gambar tersebut bisa diberi nomor urut, atau tidak diberi nomor, tergantung tujuan pembelajaran. Media ini biasa digunakan untuk pembelajaran الاستماع الموسع atau الاستماع المكثف. Contoh gambar media ini dapat dilihat pada lampiran.

2. Media Pembelajaran Berbicara   (كلام)
Beberapa media pembelajaran yang telah dijelaskan di depan seperti  flashcard (بطاقة ومضية)  gambar tempel (ملصّقات), gambar berangkai صورة مسلسلة) ) dan media gambar yang lain pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran kalam sesuai dengan tingkat kesulitannya.  Pada tahap menirukan  (محاكاة) dapat digunakan media flashcard (بطاقة ومضية) , sedangkan pada tahap berbicara atau cerita (تعبير) dapat digunakan media  gambar berangkai صورة مسلسلة) ). Media gambar berangkai ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran menulis atau kitabah.
Ada media lain yang juga dapat digunakan dalam pembelajaran kalam pada tahap latihan ungkapan sederhana (معالجة)  seperti pertanyaan dan jawaban, yaitu media “jam-jaman” yang berbentuk bundar. Media ini dapat dibuat dari triplek yang dibentuk lingkaran, dilengkapi dengan dua jarum yang dapat digerakkan dan ditulis angka penunjuk jam dari 1 sampai 12. Media ini digunakan untuk latihan tanya-jawab mengenai waktu/jam yang dikaitkan dengan kegiatan. Gambar media ini dapat dilihat pada lampiran.

3. Media Pembelajaran  Membaca  (قراءة)
            Membaca atau qiraah memiliki dua pengertian, yaitu mengubah lambang tulis menjadi bunyi, dan menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut (Effendy, 2005). Ada berbagai media pembelajaran membaca yang biasa digunakan oleh para pengajar bahasa Arab. Pada kesempatan ini terbatas dikemukakan 4 (empat) media pembelajaran qiraah. Dua media pembelajaran untuk keterampilan membaca nyaring(قراءة جهرية)  , yaitu kartu melengkapi (بطاقة تكملة) dan kartu tanya-jawab (بطاقة الأسئلة والأجوبة). Sedangkan dua media yang lain untuk keterampilan membaca dalam hati (قراءة صامتة), yaitu bahan otentik (مواد واقعية)  dan kartu informasi (بطاقة تعليمات).         

a.  بطاقة تكملة
            Media ini terdiri dari dua kartu yang berpasangan. Pada kartu yang pertama ditulis bagian awal dari suatu kalimat. Sedangkan pada kartu yang kedua ditulis bagian akhir dari kalimat tersebut. Kartu ini dibuat sebanyak jumlah pebelajar dalam kelas.
            Dalam penggunaannya, kartu tersebut harus ”dikocok” terlebih dahulu. Kemudian seorang pebelajar diminta membaca bagian awal dari kalimat yang tertulis pada kartu yang dipegangnya.  Sementara itu, siswa yang lain mencari bagian akhir dari kalimat tersebut yang tertulis pada kartunya, sebagai penyempurna dari kalimat pada bagian awal. Pebelajar yang menemukan diminta membaca kalimat tersebut dengan keras. Kemudian dia diminta untuk membaca kalimat awal dari kartu yang dipegangnya, dan pebelajar yang lain mencari kalimat penyempurnanya. Demikian seterusnya, sampai semua pebelajar membaca kartu masing-masing.

b.  بطاقة الأسئلة والأجوبة
            Kartu ini hampir sama dengan  بطاقة تكملة . Perbedaannya, kartu pertama berisi pertanyaan dan kartu kedua berisi jawaban. Sepasang kartu tersebut dibuat sebanyak jumlah pebelajar. Seorang pebelajar diminta membaca pertanyaan yang tertulis pada kartu yang dipegangnya, semenata pebelajar yang lain mencari jawaban pada kartu jawaban yang mereka pegang. Pebelajar yang dapat menemukan jawaban dengan tepat diberi kesempatan untuk membaca jawaban tersebut dengan keras. Setelah itu, dia mendapat giliran untuk membaca kartu soal yang dipegangnya. Demikian, sampai semua pebelajar mendapatkan giliran untuk membaca kartu masing-masing.



c.  مواد واقعية
            Media ini berupa teks berbahasa Arab dari bahan otentik yang biasa digunakan pebelajar dalam kehidupan sehari-hari, seperti kartu mahasiswa, kartu tanda penduduk (KTP), iklan, atau pengumuman. Pembelajaran dimulai dengan mengemukakan kosakata baru. Kemudian pebelajar diberi kesempatan untuk membaca dan memahami teks yang ada  (قراءة صامتة). Setelah itu, mereka diberi pertanyaan untuk dijawab secara lisan atau tertulis. Media ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran menulis atau kitabah. Contoh bahan otentik dapat dilihat pada lampiran.

d.  بطاقة تعليمات
            Media ini berupa kartu yang bertuliskan perintah untuk melakukan sesuatu. Kartu tersebut dimasukkan di dalam sebuah kotak. Pengajar bisa menyiapkan kartu sebanyak jumlah pebelajar. Seorang pebelajar diminta mengambil sebuah kartu dari kotak. Pengajar memintanya untuk membaca dalam hati kalimat yang tertulis dalam kartu tersebut. Kemudian dia diminta melakukan perintah yang telah dibaca. Apabila dia salah, pengajar memberikan kartu tersebut kepada pebelajar yang lain.

4. Media Pembelajaran Menulis  (كتابة)
            Menulis atau kitabah sebagaimana berbicara atau kalam adalah keterampilan produktif. Karena seseorang yang berbicara atau menulis mesti memilih kosakata dan susunan bahasa yang relevan dengan ide atau pikiran yang akan diungkapkan. Sementara itu pendengar atau pembaca memanfaatkan informasi kebahasaan –kosakata dan susuan bahasa- untuk memahami ide dan pikiran tertsebut melalui ujaran atau wacana tulis.
            Banyak media yang bisa digunakan untuk pembelajaran kitabah, tetapi di sini terbatas dikemukakan 3 (tiga) media pembelajaran saja, yaitu teka-teki silang
 (الكلمات المتقاطعة),  komik   (مجلة هزلية), dan cerita radio atau TV.


a. Teka-teki silang  (الكلمات المتقاطعة)
           Sebagaimana diketahui, teka-teki silang sebenarnya adalah media rekreasi dan hiburan. Pada waktu senggang, tua dan muda biasanya senang menghabiskan waktu untuk mengisi teka-teki silang. Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, pengajar dapat memanfaatkan teka-teki silang ini untuk melatih pebelajar menulis huruf Arab secara lepas. Sebenarnya, teka teki silang juga dapat dimanfaatkan untuk melatih penguasaan kosakata atau mufrodat pebelajar, Teka-teki silang yang akan dimanfaatkan untuk media pembelajaran bisa diambil dari majalah atau koran berbahasa Arab, atau pengajar bisa membuatnya sendiri sesuai dengan kosakata yang dilatihkan. Contoh teka-teki silang dapat dilihat pada lampiran.

b. Komik   (مجلة هزلية)
          Pebelajar pada umumya menyenangi komik. Pengajar dapat menyalurkan kesenangan mereka itu melalui media komik pembelajaran. Sebagai mana umunya komik, media pembelajaran komik ini berupa gambar berangkai yang disertai ”balon” dialog. Pengajar cukup mengkopy satu halaman dari buku atau majalah komik yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Beberapa kalimat dialog yang ada pada ”balon” dialog tersebut dihapus, dan pebelajar diminta untuk menuliskan atau melengkapi kembali isi balon dialog tersebut sesuai dengan gambar yang ada. Contoh media komik dapat dilihat pada lampiran.

c. Cerita Radio atau TV
            Cerita radio dan TV ataupun cerita yang terekam pada CD dapat dimanfaatkan oleh pengajar sebagai media pembelajaran menulis. Pebelajar ditugasi untuk menyimak cerita tersebut di rumah, kemudian meuliskan ringkasan isi cerita tersebut dalam bahasa Arab. Media ini juga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran menyimak atau istima`.
           Sebagai variasi, pebelajar juga bisa diminta untuk mendengarkan “berita hari ini” , baik dari radio maupun TV. Kemudian mereka ditugasi untuk menuliskan dalam bahasa Arab sari berita yang paling penting pada hari itu.



pelatihan pjj bandung


 

kereta lewat


 

rehat sejenak disawah


 

menghadiri prosesi akad nikah di KUA Jonggol


 

apel pagi senin bersama kepala kua Jonggol


 

TRANSAKSI PEMASARAN

MTs Ibnu Sobri Jonggol

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN             Dalam bahasa Arab terdapat 2 (dua) istilah untuk media pembe...